Showing posts with label life. Show all posts
Showing posts with label life. Show all posts

Wednesday, December 22, 2021

Hey, itu aku!


Ketika kecil, aku dilekatkan sebagai anak dari ayahku.

Putri dari sebuah fam atau klan keluarga tertentu.

Tentu saja, dalam tutur dan sikap, aku harus patuh dan tunduk pada aturan ayah, kakek dan paman-pamanku.

Hey, itu aku! Apakah kamu juga begitu? Siapa kamu?

 

Ketika remaja, yang aku tau aku harus menjaga tubuhku. Aku harus menutupnya agar tidak menjadi sumber aib bagi keluargaku, bagi lingkunganku.

Tutur kataku harus manis tapi tidak boleh merayu.

Kalau ingin merajuk, pastikan itu tidak menimbulkan syahwat lawan jenisku. Bahkan jika yang kau maksud lawan jenis adalah ayahku sendiri, saudara-saudara kandungku, paman dan kakekku.

Hey, itu aku! Apakah kamu juga begitu? Siapa kamu?

 

Ketika dewasa, aku harus segera meninggalkan keluargaku.

Jika tidak, tentu keluargaku akan malu karena aku akan dianggap tidak laku.

Entahlah, aku juga tidak tau, apa yang sebenarnya sedang diperdagangkan? Kebebasanku? Tapi apakah aku benar-benar mendapatkannya sejak dulu? Atau itu sebenernya hanya anganku?

Hey, itu aku! Apakah kamu juga begitu? Siapa kamu?

 

Ketika menjadi istri, aku akan dipanggil nyonya A, bukan namaku.

Ketika menjadi ibu, aku akan dipanggil ibunya B, bukan namaku.

Siapa aku?

Apakah aku memang tidak perlu bernama sejak dulu?

Hey, itu aku! Apakah kamu juga begitu? Siapa kamu?              

 

Aku Perempuan!

Selalu saja dianggap tidak bisa menjadi nomor satu, padahal aku mampu.

Selalu dirasakan perlu diwakili, padahal itu tidak perlu.

Selalu saja begitu!

 

Padahal suaraku lantang Ketika berseru!

Aku juga mampu menyokong kamu, iyaa kamu.

Akupun bisa menjadi apa saja yang aku mau, andai aku tidak diburu.

Diburu waktu, massa dan terutama juga kamu.

 

Hey, wahai aku-aku yang lain disana selain aku, mari kita Bersatu.

Kita bergandeng tangan dan bahu membahu untuk masa depan yang lebih baik bagi kita, Perempuan.

Karena aku, kamu, kita adalah Perempuan dan kita harus berdaya bukan menjadi bayangan dan kelabu.

 

 

 

Tuesday, July 09, 2019

2019 Resolutions

🙋Udah Juli aja nihhh ~~
Artinya, 2019 udh berjalan setengahnya 🤭

Gimana? Resolusi2 2019, yang Januari kemarin ditulis dg semangatnya, udah terlaksana blom? 



Apa seperti biasanya? Cuma sekedar menjadi wacana lalu tertelan begitu saja seiring berlalunya masa?

Jangan cuman rajin cek HP buat kepoin sosmed nya mantan, yaa ~~
😂😝🤧
Kamu, iyaa kamuu...
Kudu move on and move up menata kehidupanmu sendiri.🤸‍♀

Cek lagi deh resolusi-resolusinya mumpung 2019 baru setengah jalan.
Liat lagi rencana-rencananya.
Bikin jadi rencana jarak pendek, menengah dan mimpi besarnya apa?
Trus, jangan kendor buat terus mencari peluang. 💪💪

Kmu, cuma butuh dirimu untuk sukses.
Yang lain itu pelengkap. Kayak mecin di masakan gitu lahh ~
Intinya ya tetep kmu!

See u on top yaa gaes 

Monday, November 19, 2018

Live your Life

Lama 'ga update disini. Bagaimana kehidupan gw? Yaa,, gini-gini aja. Belum ada sesuatu yang fantastis yang harus banget gw update.
Sebenernya, gw sendiri akhir-akhir ini bingung sama keinginan hidup gw. Banyakkk banget sampe gw bingung mana yang harus gw prioritasin. Jadinya yaa gw menjalani hidup gw sesuai dengan jadwal, sesuai dengan rutinitas, menyelesaikan deadline ke deadline berikutnya sambil liburan tipis-tipis.
Mungkin di lain kesempatan gw akan cerita pengalaman liburan gw. Menunggu mood. Eeaaaa,, alamat lama kemudian ini. Hahaha ☺

Dari semua hal yang menurut gw flat aja,, sebenernya gw lagi berusaha banget untuk menjaga impian gw tetap menyala dan makin menyala.
Iya, gw tau banget gw type orang yang klo sudah berkeinginan, semua rintangan bisa aja gw abaikan. Tapi untuk membakar semangat gw selalu seperti itu, sekarang ini ga mudah. Gw menjadi anak yang gampang 'terpuaskan' dan gw tau itu salah.

Banyaknya rencana yang ternyata tidak terlaksana membuat gw kembali berpikir. Sebenernya apa yang harus gw lakukan sekarang. Klo bilang kembali menata harapan, kayaknya kokk gituu amat yaa..
Harapan gw udah banyak. Kelewat banyak malahan...
Yang bener tuh gw harus menata rencana untuk mewujudkan rencana gw.
Mengelompokkannya menjadi beberapa tahapan rencana; jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Kudu!
Sebelum tahun ini berakhir, harus udah punya fix plan for 2019 and the years come. Janji!



Tuesday, April 24, 2018

Surat untuk Calon Pengantin Anak

Jakarta, 22 April 2018


Dear adik-adikku tersayang,

Sebagai kakak, saudara yang mengetahui bahwa engkau akan menikah muda, di usia sekolahmu, aku tentu sedih. Mengapa kau korbankan masa sekolahmu untuk sebuah perkawinan, yang bahkan engkau sendiripun tidak mengetahui apa hakikat sesungguhnya.

Dek, masa kanak-kanakmu itu untuk sekolah, untuk belajar, untuk mewujudkan semua mimpi-mimpi indah dan harapan-harapan baik. Lakukan itu!

Sesungguhnya perkawinan itu bukan sebuah permainan peran yang dulu kau mainkan saat bocah. Bukan sekedar; 'aku jadi ibu, dia jadi bapak dan mereka yang jadi anak-anaknya.' Bukan, bukan permainan peran seperti itu. Perkawinan yang sesungguhnya jauuuhhh lebih rumit dari itu. Usiamu belum pada tahap yang baik untuk melakukannya. Demi kesehatanmu, demi perkembangan mentalmu.

Dek, mungkin ibu bapakmu memaksamu menikah. Kata mereka, ini demi masa depanmu. Agar kamu tidak selalu berada dalam situasi miskin yang berkepanjangan. Tahukah kamu dek, kamu masih berhak untuk tetap menjadi anak-anak. Tetap menikmati menikmati semua hal yang seharusnya dinikmati anak-anak, antara lain; pendidikan. Pendidikan itu jugalah dek yang bisa mengeluarkan kamu dari kemiskinan itu sebenarnya.
Kamu harus berjuang untuk pendidikanmu jika kamu ingin keluar dari kemiskinan. Hanya pendidikan yang mampu mengeluarkanmu dari kemiskinan, bukan perkawinan!
Perkawinan akan makin membuatmu terseret ke dalam kemiskinan yang terus menerus.
Dengan pendidikan, kamu bisa mengeluarkan dirimu dan keluargamu dari kemiskinan. Bahkan kamu bisa mengentaskan kemiskinan di masyarakatmu, daerahmu, dan negara Indonesia yang kita cintai ini.

Dek, belajar yang giat. Sekolah setinggi-tingginya. Raih dan manfaatkan semua kemampuan yang kamu bisa. Sesungguhnya dek, pendidikan adalah investasi terbaik yang bisa kamu lakukan. Investasi yang tidak ada kata merugi.

Dek, semoga surat ini bisa membuka pikiran dan cakrawalamu tentang guna pendidikan untuk masa depanmu. Semoga dengan membaca surat ini, kamu tidak menjadikan perkawinan sebagai satu-satunya jalan keluar yang bisa kamu tempuh untuk semua permasalahan hidupmu saat ini. Semoga kamu juga bisa memberikan pengetahuan untuk ibu dan bapakmu agar mereka tidak cepat-cepat menikahkanmu.

Teriring doa dan harapan-harapan baik agar kamu dapat menjadi anak bangsa yang membanggakan dan bermanfaat untuk keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.


Salam sayang dari saudara perempuanmu, yang selalu mencintaimu.
Triana Komalasari


Thursday, March 08, 2018

Bercerita Kisah Cinta antara Cinta-Rangga dan Tita-Adit

Dua tahun yang lalu akhirnya AADC2 tayang, setelah 14 tahun kemunculan AADC. Pada masanya, pasangan Cinta dan Rangga ini selalu sukses bikin anak remaja seusiaku dulu baper. Bahkan tidak jarang remaja putri menjadikan Rangga sebagai salah satu kriteria cowo pilihannya.
Setelah AADC2, banyak yang kembali bernostalgia dengan kisah cintanya Cinta dan Rangga. Bahkan saya dan beberapa teman SMA sampai melakukan perjalanan ke Jogya guna melakukan napak tilas pertemuan kembali Cinta dan Rangga. So insane but fun, haha.. 

Back then, film AADC2 saya tunggu dengan penasaran yang teramat sangat ternyata tidak terlalu sukses memenuhi perasaan cinta yang membuncah seperti zaman saya SMA saat menonton AADC pertama kalinya.
Hmmm,, sempat berpikir apakah karena saya bukan lagi remaja naif?
Terlepas dari semua perkiraan yang sempat bersliweran, film tersebut sukses membawa nostalgia masa remaja. Dan nostlagia akan Jogya dan genk nya Cinta tentu saja.

2 tahun berselang, akhirnya muncullah Eiffel I'm in Love 2. Sebuah film yang dulu tayang ga jauh berselang dari penanyangan AADC. Juga sama-sama sukses menjaring penonton remaja. Film-film ini memang termasuk dalam jajaran film bagus dalam kebangkitan kembali perfilman Indonesia yang sebelumnya sempat mati suri lama.

Berangkat dari keinginan untuk nostalgia, hal yang sama yang terjadi saat kemunculan AADC2, maka saya akhirnya menonton Eiffel I'm in Love 2.
Berbeda dari AADC2, saya sempatkan untuk nonton AADC sebelum menonton AADC2, saat menonton Eiffel I'm in Love 2 ini, saya tidak mendahuluinya dengan menonton film Eiffel I'm in Love terlebih dahulu. Jadi, ada beberapa tokoh yang harus saya ingat-ingat kembali keberadaannya di film sebelumnya. Untungnya ingatan saya masih dalam kondisi yang baik. Hehe...


Dari segi acting kedua pasangan ini tentu saya lebih mengidolakan pasangan Cinta Rangga. Tidak ada alasan, lebih karena saya mengidolakan keduanya sejak lama saja sebenarnya.
Namun dari keseluruhan cerita film nya, dimana keduanya sama-sama merupakan kelanjutan dari film dengan judul yang sama belasan tahun sebelumnya, saya lebih menyukai film Eiffel I'm in Love 2.

Ada cerita yang lebih kuat mengapa Tita dan Adit masih mempertahankan kisah cinta mereka walau jarak dan waktu terentang begitu jauh. Alasan mengapa belum juga menikah sampai 12 tahun berselang setelah mereka mulai berpacaran juga masuk akal. Ada kisah perjuangan cinta dan saling pengertian yang sangat besar diantara keduanya. Walau pertengkaran kocak khas mereka masih ada di film lanjutannya.
Bahkan saat Adit mengatakan belum bisa menikahi Tita tahun ini, alasannya pun saya pahami dan saya maklumi.

Dalam kisah cinta Cinta dan Rangga, ada alasan yang bagi saya tidak bisa diterima akal mengapa mereka berdua putus begitu saja setelah 5 tahun kisah cinta LDR mereka. Bahkan bagi Cinta dan genk nya, alasan Rangga meninggalkan Cinta dan menimbulkan luka berkepanjangan di hati Cinta pun tidak bisa serta merta mereka terima begitu saja. Lucunya (disini yang menurut saya tidak masuk akal), betapa Cinta yang begitu terluka, akhirnya dalam kisah sehari semalam saja di Jogya, dia bisa mengubah keputusan hidupnya.
Cinta bahkan meninggalkan tunangannya dan pergi ke New York menyusul Rangga. Hmmm,, kelemahan khas perempuan kentara disini. Entah mengapa, saya malah tidak menyukainya.

Terlepas dari semua opini yang saya tuliskan di atas, saya menyukai keduanya. Kedua film ini memberikan perasaan nostalgia yang menyenangkan. Film ini saya rokemdasikan jika ada yang menanyakan, film romantis apakah yang harus ditonton.

Tulisan ini murni opini saya sebagai penikmat film. Saya bukan reviewer profesional yang memang bertugas mengomentarinya. Jadi, silahkan saja bila ada pendapat lain selain ini. Sesungguhnya film-film ini memperkaya khasanah perfilman Indonesia. Jadi tontonlah agar film Indonesia bisa berjaya di negaranya sendiri :)

Tuesday, January 16, 2018

It's a Special Day

Hari ulang tahun, hari notifikasi. Hari sibuk menghadap layar HP, membalas semua notifikasi yang masuk. Hari saatnya menekan emoticon smile, tapi wajah aslinya datar. Hari dimana mesti pasrah diceplokin telor, ditaburi tepung dan dipintain traktir. Harinya party, entah merayakan apa? Bertambahnya umurkah? Atau karena berhasil melewati setahun lagi dari jatah umur kita?

Kenapa hari ulang tahun dianggap sebagai hari yang special?
Mengapa kita mengharapkan adanya suatu yang special di hari tersebut?

Jika karena berhasil melewati setahun lagi dari jatah umur kita, bukankah setiap detiknya kita harus bertahan?
Siapa yang tau akan ajalnya?
Lalu mengapa kita mengharapkan perlakuan special?
Seharusnya kita juga mengadakan ulang detik, ulang menit, ulang jam, ulang hari, ulang minggu dan ulang bulan. Maka kehidupan kita akan menjadi special setiap saat, setiap waktu.

Jika karena bertambahnya umur, seharusnya kita waspada. Usia yang bertambah adalah pengingat kepada diri bahwa raga tak bisa menolak renta. Tua adalah sebuah keniscayaan. Takdir yang harus diterima.

Jadi, special karena apa?
Karena kita ingin di perlakukan special kah?

Jika memang kita mengharapkan perlakuan special, mengapa kita tidak saling memperlakukan semua orang special setiap harinya?
Walaupun itu bukan hari ulang tahunnya.

Ulang tahun atau tidak, apa salahnya selalu berbuat baik terhadap sesama. Toh,, apa yang kita tanam, itu yang akan kita tuai kemudian.

Hari ini adalah hari Selasa, 16 Januari 2018. Sama seperti hari lainnya. Hari yang special karena saya selalu merayakan kehidupan. Berbahagia dan bersyukur atas semua yang saya miliki.
Tidak terlalu sibuk dengan notifikasi di layar HP.
Ya, karena sejak beberapa tahun yll, saya mematikan pemberitahuan di sosmed.
Kerabat dan sahabat saya tidak pernah membutuhkan semua pengingat itu.
Mereka tetap mendoakan semua kebaikan untuk saya, tanpa saya pinta. Setiap waktunya, tidak hanya setahun sekali.

In the end, happy birthday to my self.



Thursday, December 21, 2017

Review 2017

2017 akan berakhir dalam hitungan hari. Ahhh,,, ga berasa yaaa...
Makin tua aja dehh.. Hahaha..
Di saat orang-orang membuat resolusi tahun baru, saya lebih suka me-review apa saja rencana saya yang sudah berhasil saya laksanakan dan rencana apa yang perlu direvisi.
And here is it,,,

1. Alhamdulillah, thank God udah kesampean liat salju dan pegang langsung.
Sebagai orang Indonesia yang lahir dan besar di daerah tropis, ngeliat langsung salju adalah cita-cita dari dulu. Tahun ini akhirnya bisa ke Harbin dan liat festival salju. Bahkan pas di Harbin, bisa mainan lempar-lempar salju segala di taman kotanya. Ini adalah pengalaman yang berharga.
Sebelumnya udah pernah ngerasain winter di Seoul. Tapi ga sukses liat dan mainan salju kayak di Harbin. Jadi, wish list liat salju baru mulai saya hitung terlaksana di tahun ini. Bukan di tahun sebelumnya pas saya ke winter an di Seoul.

2. Sampai juga di Great Wall of China dan Museum Teracotta.
Sebagai seorang yang suka jalan-jalan, saya suka sekali melakukan perjalanan ke tempat-tempat bersejarah. Saya punya beberapa nama situs warisan dunia yang dicatat dalam UNESCO world heritage yang masuk dalam wish list tempat yang harus saya kunjungi before I die. Jadi, mengunjungi Great Wall of China dan Museum Teracotta ini menambah jumlah tempat yang sudah saya kunjungi dalam list tersebut.

3. Berhasil menambah pengalaman keluar negeri gratis dan memperbagus CV.
Alhamdulillah banget. Semoga ke depannya makin banyak lagi tempat yang saya datangi dan kegiatan yang bisa saya ikuti secara gratis. Aamiin.

Sepanjang tahun ini banyak kejadian up and down yang membuat saya berpikir kembali untuk merencanakan masa depan saya. Ada beberapa hal yang akhirnya saya pikir ulang. Mundur selangkah lalu membuat lompatan saya rasa lebih bijaksana daripada memaksakan terus maju ke depan dan nyemplung ke selokan.

Semoga tahun 2018 saya menjadi pribadi yang lebih baik daripada hari ini.
Semoga cita dan cinta yang saya inginkan di ijabah sang Pemilik Hidup ini.
Aamiin.


==============
21 Desember 2017,
Raya Tengah di saat hujan,
Di pertengahan minggu yang syahdu,
Sore menjelang pulang.

Semoga tahun depan di waktu yang sama,
Tulisan review 2018 bisa saya tuliskan dari belahan dunia lainnya.
Aamiin.


Monday, December 11, 2017

Hutang Maaf

Hai, nama saya Triana Komalasari.
Saya adalah orang yang mudah beradaptasi di suatu komunitas dimana saya berada. Karenanya, saya punya banyak teman.

Menurut teman-teman saya, saya menyenangkan. Saya ringan tangan untuk membantu melakukan sesuatu bagi mereka, pendengar yang baik, dan humoris. Sounds good yaa saya ini ☺
Bentukannya pasti OK banget!

Sekedar informasi, saya adalah manusia biasa juga. Kadang, ego saya keluar. Saya, bisa begitu selfish nya. Saya bisa tidak mau membantu orang lain. Saya bisa saja malas mendengarkan orang-orang curhat ke saya. Dan saya bisa menjadi orang yang menyebalkan, jauh dari deskripsi humoris dan menyenangkan. Walaupun hal tersebut jarannggg sekali terjadi sepanjang hidup saya, tapi itu pernah terjadi.

Ada saat ketika saya begitu menyebalkan, alih-alih berbuat sesuatu hal yang lucu, saya malah ikut serta membully seseorang. Seseorang yang tidak pernah berbuat buruk kepada saya. Seseorang yang malah kagum terhadap saya dan menjadikan saya sebagai panutannya.

Saat itu saya kesal bukan kepalang. Anak ini, yang menyebalkan menurut teman-teman yang lainnya, terus mengikuti saya dan melakukan hal-hal yang juga saya lakukan. Saya merasa terbebani olehnya. Bahkan, saya merasa terteror saat itu.

Sesungguhnya, saya menyesalinya. Namun permohonan maaf itu tidak pernah terucap karena saya tidak pernah lagi melihatnya. Ada hutang maaf yang harus saya ucapkan.

Waktu berlalu, detik bergulir terus. Dua dekade setelah kejadian itu, saya masih mencari berita tentangnya.
Bukan. Bukan untuk kembali membully nya seperti sangkaan teman-teman semuanya. Tapi untuk mengucap sebuah kata maaf yang dulu tidak pernah terucap. Saya bahkan sudah tidak punya hasrat dan tenaga lagi untuk mencela andai saja dia ada di depan muka.

Untuk sebuah kata maaf.
Untuk sebuah rasa yang pernah ada.
Untuk cerita yang tidak pernah berani saya karang akhir kisahnya.
Terimakasih sudah memaafkan. Sungguh, itu sangat berarti bagi saya saat ini.

Hari ini, 11 Desember 2017. Saya, Triana Komalasari, akan menuliskan akhir dari cerita yang pernah ada. Tidak, saya tidak mengarangnya. Tapi saya membayar lunas hutang maaf saya kepadanya.
Terimakasih telah memaafkan saya ☺

Wednesday, October 11, 2017

Mom's Birthday

Ada kata yg tak terucap.
Ada rindu yg tak terjawab.
Dalam bait doa, semoga cinta terus tercipta.

Terimakasih Tuhan karena telah meniupkan ruh pada perempuan pahlawan ini 63 th yll.
Terimakasih karena menjadikan ia sbg ibuku.

Kini, jagalah dia seperti beliau menjagaku dulu semasa kecil.
Titip rinduku yg membuncah padanya.
Katakan jg padanya bahwa aku baik2 saja.

Terimakasih Tuhan, aku tau Engkau Maha Baik.





Thursday, October 05, 2017

Friends of Mine

Kalau kamu mau tau seperti apa seseorang, liat saja teman2 nya.
Teman adalah cerminan.

Jadi, siapa bilang ga boleh milih2 teman?
Justru kita harus memilih teman yg bisa bersinergi baik dg kita.
Menjadikan kita org yg makin baik setiap harinya.
Yg bukan hanya bersama mereka kita bisa move on tapi jg bersama mereka kita terus move up.

I love you friends 😘😘
Love you to the moon and flying together with love.
Because of you all, I believe I can fly 💃🐣🐦

Friday, July 28, 2017

Lebaran 1438H journey

Ga terasa bulan Syawal berlalu, padahal pengalaman lebaran kemarin blom sempet ditulis. Hehe.. ☺

Jadi, lebaran kali ini adalah lebaran pertama di Tambun. Sebenernya biasa aja sih, sama seperti lebaran-lebaran sebelumnya. Tapi overall memang ada yang berbeda dalam lebaran kali ini. Antara lain yaitu:
- Kita solat Ied di masjid deket rumah. Iya, beneran di masjid, bukan di jalanan seperti yang biasanya dulu masih di Kebalen. Atau jaman di Cakung, di jalanan dan peron stasiun. Solat Ied disini, ga serame itu. Jadi kita bisa solat di masjid.
- Masih banyak orang yang keliling halal bihalal. Padahal tetangga disini orangnya lebih sedikit.

Lebaran kali ini juga beda karena gw dan Puspa ikutan mudik ke Malang. It means 836 km away from home. 39 jam perjalanan pergi dan 30 jam perjalanan pulang.
Capek! Pegel! Iya pake banget yang jelas. Hahaha 👀
Pulang-pulang langsung pijit. Badan udah ngejerit soalnya.✋
Actually, this is my first lebaran road trip. A very long journey.

Sebenernya waktu efektif buat jalan-jalan selama di Malang cuma 2 hari. Hahaha, iyalah. Lamaan waktu yang dipake buat diperjalanan. Gapapa dehhh, nyobain mudik lebaran jauh. Siapa tau aja nanti punya mertua yang harus disamperin pake acara mudik gini. Jadi, itung-itung belajar. Hihihii.. ☺

Hari I:
Hari ini seharian kita di museum angkut.
Selama libur lebaran, HTM ke museum angkut adalah Rp 100.000,-.
Museum ini isinya segala macam jenis angkutan dan ceritanya tentang angkutan tersebut. Yang menariknya justru di museum ini banyak spot lucu yang bisa dipakai sebagai background foto. Jadilah museum ini seperti studio foto yang sangat luas bagi para pengunjungnya.
Andai aja gw dateng pas ga musim libur lebaran kayak gini, pasti bisa dapet banyak banget foto bagus. Sayangnya ini liburan, jadinya foto gw banyak foto bom nya. Hikss...


Seharian disini puas juga sih.. Bisa narsis!
Kocaknya adalah, kita susah buat pulang. Ga nemu gocar or ojek or taksi karena macet. Grabcar harganya mahaaalll buangettt. Akhirnya kita jalan jauh dulu sebelum naik grabcar biar lebih murah. Hahaha


Hari II
Rute hari ini: kampung Tridi, Jodipan, Sengkaling Kuliner, Sengkaling Water park, Alun-alun Malang.
Rutenya muterin kota. Hahaha..

Kampung Tridi dan Jodipan ini senada sejiwa. Kampung yang dicat warna warni dan banyak gambar yang bisa dijadikan sebagai background foto. Hahaha, lagi-lagi foto, yaa
Lucunya, kampung ini dulu termasuk daerah kumuh di kota Malang. Menarik! Ini membuktikan, dengan penataan yang baik, kampung yang tadinya kumuh bisa menjadi objek wisata.


Sengkaling kuliner adalah sebuah pujasera yang dikelola oleh UMM.
Not bad. Harga murah, enak. Makan jadi puas rasanya.

Sengkaling Water Park ini sebenernya ada tempat bermainnya juga. Ga cuma kolam renang aja. Jadi disini ada kolam renang, arena bermain, mainan anak2, ayunan, jungkat jangkit, bombom car, taman, photo both, kantin, dll. Tempat wisata keluarga yang juga dikelola oleh UMM.
Sayangnya kami tidak punya waktu terlalu banyak untuk mengeksplore tempat ini. Karena tujuan kami sebenarnya memang untuk berenang.
Iya, berenang!
Hahaha, bayangin aja, dingin-dingin berenang di kolam air dingin. Giiiimaanaaa gitu.....


Setelah malam, kami melanjutkan perjalanan ke alun-alun kota Malang. Seperti yang saya sebut di atas, ini rutenya memutar. Iya, sebenernya kami salah rute. Tapiii, yaa sudahlah
Alun-alun kota Malang itu sebenernya deket dengan kampung Tridi dan Jodipan itu tadi, ketimbang dari Sengkaling.
Yaaaa, namanya kita juga turis, Jadi ga tau jalan mah sahh aja yaa..
Disini kita ga ngapa-ngapain. Kita cuma mau foto yang ada tulisannya Malang. Penting banget soalnya!
Hahaha ☺






Sunday, May 07, 2017

BPJS - Budget Pas-pas an Jiwa Sosialita

Sejak merebaknya media sosial bahkan dikalangan anak-anak dan remaja, seolah hidup tidak semudah dan se-simple dulu lagi. Dulu, hidup yang kita jalanin, yaa kita yang tau dan kita yang rasain sendiri. orang-orang pada 'ga tau. Kalo sekarang, di era sosial media ini, hidup yang kita jalanin pasti dinilai dan dikomentari oleh orang lain. Pasti itu! Karena semua kehidupan kita terpampang jelas di sosial media. Sosial media yang kita miliki seolah jadi etalase bagi kehidupan yang kita jalani, bahkan kehidupan yang sifatnya pribadi dan rahasia. Bisa dibilang, itulah konsekuensi yang harus kita jalani demi sebuah "kemajuan tehnologi".

Parahnya, terkadang sosial media juga dijadikan sebagai tempat untuk memamerkan kehidupan "sempurna" yang menjadi harapan banyak orang. Kaya raya, keluarga bahagia, liburan ke berbagai negara, barang-barang mewah, dan hal-hal lainnya menjadi hal yang lumrah untuk dipajang di sosial media. Bahkan ada juga kecenderungan untuk berlomba-lomba mengungah gambar yang dapat mendulang banyak like dari followers nya. Kadang, hal ini membuat orang yang berpenghasilam pas-pas harus berpikir panjang untuk mengakali agar tetap bisa eksis bak sosialita di sosial media.

Jika ia kreatif, ia bisa saja malah menjadi selebgram, atau apapun istilah untuk itu. Tapi yang gawat adalah mereka yang salah langkah dalam hal ini. Beberapa waktu belakangan ini, ramai pembicaraan mengenai perempuan yang menipu teman-temannya demi bisa traveling ke luar negeri dan eksis di sosial medianya. Ada pula yang menipu dengan modus tiket murah, tapi malah menggunakan uang yang didapatkannya untuk dirinya sendiri. Untuk pergi mengunjungi pacarnya yang berada di luar negeri. Miris! Ya memang. Parahnya, itu bukan satu-satunya cerita yang ada. Ada banyak kasus serupa.

Sebenarnya, sosial media baik untuk kita jika kita dapat memanfaatkan nya dengan baik. Kita dapat tau segala informasi dengan cepat dari sosial media yang kita punya. Tapi kehidupan kita yang sejatinya bukan di dalam sosial media kita tersebut. Kita punya kehidupan nyata yang harus kita jalani dengan baik. Ibarat kata, sosial media adalah bonus yang diberikan kehidupan untuk manusia masa kini. Jadi, jangan pernah menjadikan diri kita terikat erat dengan sosial media, atau malah menjadi "budak"-nya.


foto diambil dari internet

Di bawah ini saya akan memberikan tips agar kita tetap bisa aktif di sosial media. Sewajarnya, tapi tetap dengan gaya yang berkelas.

1. Jalani hidup kita seutuhnya di dunia nyata, bukan di dunia maya.
Contoh; kalau pelajar, bersekolahlah dan belajarlah dengan baik. Hasilkan nilai yang baik. Ikuti kegiatan yang disukai dan berprestasilah disitu. Jadi, orang akan mengenal kita dari prestasi kita. Postingan di sosial media juga keren: Menjuarai sebuah lomba atau bintang kelas dan siswa berprestasi. Sekalinya posting, pasti banyak yang like. Daripada posting sehari berkali-kali tapi nyampah, kan? Followers juga pasti akan bertambah dengan sendirinya. Mereka yang suka akan prestasi kamu.

2. Hidup sederhana semampunya kita aja. Ga usah maksain sesuai standar sosial media. Karena memang ga ada standar bakunya, dan standar itu berubah terus setiap waktunya sesuai dengan jaman. kebayang kalau kita terus mengikuti standar ini.
Pahamilah, apapun postingan yang kamu unggah ke sosial media kamu, pasti akan ada pro dan kontra. Akan tetap ada yang nyindir dan ga suka. Jadi, ga perlu maksa! Hidup kamu ya kamu yang rasa. Nikmati saja, ga perlu di bawa baper.

Cukup 2 itu saja.Tapi bila dijalaninya dengan konsisten, kelak hidup kamu akan lebih bahagia karena ga ada beban kehidupan yang sebenarnya ga perlu dan memang ga ada. Hidup itu memang ga mudah, tapi percayalah, tidak sesulit yang kamu bayangkan. "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (Q.S Al Insyirah: 5).



Monday, March 27, 2017

Trinity The Nekad Traveler, Film tentang Seni Melakukan Perjalanan

Dari mulai film Trinity The Nekad Traveler ini dipromosikan, saya dan teman-teman sudah berencana untuk menontonnya bersama. Namun karena waktu yang tidak pernah sinkron, baru weekend inilah kami dapat menontonnya.

Bagi saya pribadi, Trinity adalah salah satu orang yang menjadi inspirasi saya dalam melakukan perjalanan.
Sebagai "mbak-mbak kantoran", apa yang dirasakan oleh Trinity dulu, juga saya rasakan. Waktu cuti yang terbatas, deadline kerjaan, dan uang sebagai modal untuk melakukan perjalanan. Namun disinilah seninya menjadi seorang traveler. Traveler itu, harus bisa menyiasati semua halangan yang ada demi terlaksananya perjalanan. Jadi, unsur petualangan sangat kental disini.


Film ini disutradarai oleh Rizal Mantovani, dan Maudy Ayunda sebagai tokoh utamanya. Selain Maudy Ayunda sebagai Trinity, ada deretan artis terkenal sebagi pendukung film ini, antara lain adalah; Hamish Daud, Rachel Amanda, Anggika Bolsterli, Babe Cabita, Ayu Dewi, Cut Mini, Farhan, dan lain-lainnya.
Oiya, di film ini, kita juga akan melihat aslinya Trinity, lohh...

Menurut saya, film ini menggambarkan dengan baik seninya menjadi seorang traveler. Bagaimana mengatur waktu perjalanan dan menyiasatinya dengan cuti yang terbatas. Bagaimana membuat budget perjalanan sehemat mungkin sehingga perjalanan yang direncanakan bisa terlaksana dengan aman, nyaman dan mengesankan. Ada tips-tips praktis dalam melakukan travelling yang juga disisipkan di dalam film ini.
Satu yang saya selalu jalankan adalah; mengambil kartu nama hotel tempat kita menginap.

Film ini juga tidak monoton di segi cerita yang disampaikannya, ada unsur percintaan dan cerita sahabat yang divisualkan dengan baik. Sepanjang film, kita akan disodori oleh pemandangan di beberapa destinasi wisata yang memanjakan mata penontonnya.
Untuk saya, hal ini membuat saya ingin pergi juga ke tempat yang belum saya kunjungi yang ada di film ini.
Hehe, mari kita masukkan ke dalam bucket list must visited *;;) batting eyelashes

Secara keseluruhan, film ini akan saya beri point 8 dari 10. Saya suka semua hal yang ada di film ini.
Yang menyebabkan film ini menjadi tidak mendapat nilai sempurna 10 adalah karena penilaian subjektif saya sebagai penonton yang sudah menikmati karya Trinity dalam versi buku terlebih dahulu. Itu saja. Sehingga, saya mengharapkan, Trinity divisualkan dengan sosok yang lebih gagah dan mandiri. But overall, saya suka film ini dan menantikan buku lain Trinity untuk di film kan kembali.



Thursday, March 09, 2017

Winter Trip - China



Dari sekedar wacana mau liat salju, sampai episode berburu tiket demi mewujudkan mimpi, sebenernya video ini terlalu singkat untuk menggambarkan semuanya.
Cuma satu pesennya, kalau emang udah mimpi, wujudkanlah!
Mimpi itu untuk dicarikan cara agar bisa diwujudkan, bukan disimpan di dalam relung jiwa dan tetap menjadi mimpi sampai akhirnya disesali kemudian.
Just watch this video and enjoy :)

Monday, January 16, 2017

I'm getting older

Today, I'm getting a year older. 
Actually, I'm getting older everyday, every time. 
Because time is moving and never waiting me to be ready for it. 

No matter if I'm to be old. 
The most important is, I live my life and always to be loved.
My life with thousand blessing.
My life with full of happiness.

Thanks to Allah Almighty for everything I have, 
for everything I had and for everything I will have.

I have so many list for my dreams ahead.  
But, I don't have any special request for my life.
Just wanna trying to be a better person everyday.
And accept all of my destiny.


Thursday, January 12, 2017

La La Land (Film)

This is my first film that I watched in 2017.
A film with my name.
A film that can makes me think again about my future. How should I do the best choosing for lives my dreams on. 

La La Land is a 2016 American romantic musical comedy-drama film written and directed by Damien Chazelle and starring Ryan Gosling, Emma Stone, John Legend and Rosemarie DeWitt. The plot follows a musician and an aspiring actress who meet and fall in love in Los Angeles. The film's title is a reference both to a nickname for the city of Los Angeles and to the idiom for being out of touch with reality. La La Land had its world premiere at the Venice Film Festival on August 31, 2016, and was released in the United States on December 9, 2016, by Summit Entertainment.*

Film ini berkisah tentang dua orang, perempuan dan laki-laki yang sama-sama memiliki mimpi besar di dalam hidupnya. Si perempuan untuk menjadi artis terkenal, si laki-laki dengan mimpi untuk memiliki sebuah club jazz yang ramai pengunjung, diminati semua orang dan mampu menghidupkan kembali musik jazz yang menurutnya sudah mulai sekarat. Orang-orang biasa dengan mimpi yang luar biasa.

Dalam pertemuan-pertemuan yang tidak disengaja, akhirnya mereka menjadi sepasang kekasih dan saling menyemangati untuk menghidupkan mimpi-mimpi mereka. Mimpi besar yang untuk sebagian orang menjadikan mereka seperti orang yang aneh, terlalu menghayal dan berlebihan. Tapi itulah hidup, kita akan lebih hidup ketika kita bermimpi dan berusaha mewujudkan mimpi kita tsb. Mimpi pulalah yang terkadang mampu untuk membuat kita bertahan walaupun keadaan sudah sangat sulit, bahkan hampir mustahil.

Kisah berlanjut, sampai pada ending film, dimana mereka mampu mewujudkan mimpi mereka masing-masing. Yaaa, mimpi untuk menjadi artis terkenal dan pemilik club jazz yang banyak peminatnya.
Happy ending untuk semua, kecuali untuk kisah cinta mereka.

Banyak pelajaran berharga bisa dipetik dari film ini. Tentang bagaimana seharusnya membina hubungan, mendewasa bersama pasangan, bukan malah saling menyalahkan dan mengecilkan.
Tentang bagaimana menghidupkan mimpi, membakar semangat untuk tetap mampu berdiri ketika semua orang bersekongkol menjatuhkan kita. Ketika memaknai hidup akan lebih bermakna saat kita bisa saling mendukung.

Menurut saya, film ini layak untuk ditonton. Dengan cerita yang saling menjalin dan kuat, penjiwaan karakter para pemain, serta hal lainnya, tidak heran film ini memenangkan banyak penghargaan.
And because of that, I think I don't need to makes reviews more longer than this because you should watch this film by yourself. 
Enjoy!


*https://en.wikipedia.org/wiki/La_La_Land_(film)

Wednesday, January 11, 2017

2017 Spirit

It's 2017!
New year, new hope. The most importhan thing is, I'm still alive and survive!

Tahun baru bagi saya bukan sesuatu hal yang istimewa.
Sama saja seperti pergantian hari di hari-hari biasanya.
Yang membedakannya, ada ritual ganti kalender.
Sudah itu saja, cukup!

Namun selain itu, tahun baru bagi saya juga berarti saya akan semakin tua.
Iya, tua secara fisik.
Itu juga berarti jatah hidup saya di dunia ini akan semakin berkurang.
Begitulah takdirnya.

Tahun ini akan ada double angka tiga.
Bukan usia yang terbilang muda.
Walau belum pantas dikatakan mapan dan dewasa.
Setidaknya, saya akan selalu berusaha kesana.

Alhamdulillah, Thanks God. All praise is to Allah.

Tak kurang rezki yang Dia berikan kepada saya.
Bahkan untuk rezki yang terus diberikan kepada saya, tanpa saya pinta.
Terimakasih juga untuk semua nikmat yang tak terkira.
Tak dapat saya hitung walau sampai ribuan purnama.
Sekiranya saya hanya mampu membalasnya dengan syukur.

Menapaki tahun baru kali ini, saya ingin memulainya dengan spirit baru.
Spirit 2017!
Menjajaki hari-hari dengan usaha sekuat tenaga untuk menjadi manusia yang lebih baik.
Bukan sempurna, karena sesungguhnya memang tidak ada yang sempurna kecuali Dia.
Hanya menjadi lebih baik setiap harinya.
Termasuk juga menghidupkan mimpi-mimpi yang ada.
Menjadikannya nyata di dalam kehidupan yang saya jalani saat ini.
Menambahkan kembali nafas perjuangan seperti yang dulu selalu saya hembuskan dalam masa remaja belia.
Dan kembali, mengharapkan keridhoanNya agar mengabulkan semua asa dan doa.
Jika memang itulah yang terbaik untuk saya menurutNya.



Jakarta, 11 Januari 2017

Friday, November 25, 2016

Best Friends

Karena sahabat itu bukan bayangan yang hanya ada saat terang, mengikuti kemanapun kau pergi dan menghilang saat gelap datang.
Sahabat itu bagai bintang.
Walau jauh, tapi sinarnya mampu menerangi dan menghibur hati.
Kadang ia tak tampak, namun sesungguhnya dia tetap ada disana, selalu menemani saat terang dan gelapmu.

Tuesday, September 06, 2016

Tiga Dara

Tiga Dara adalah sebuah film komedi musikal berbahasa Indonesia tahun 1957 yang dibintangi oleh Chitra Dewi, Mieke Wijaya, dan Indriati Iskak. Disutradarai oleh Usmar Islmail untuk Perfini. Diproduksi menggunakan dana pemerintah dan ditulis dalam upaya membangkitkan Perfini dari keterpurukan, Tiga Dara ditujukan untuk komersial meskipun Ismail tidak setuju dengan karya-karya semacam itu. Setelah dirilis pada bulan Agustus 1957, film tersebut meraih ketenaran yang tinggi, meluncurkan karier-karier para bintangnya, masuk box office tertinggi dari film Perfini manapun, dan ditayangkan di bioskop-bioskop kelas satu. Namun, meskipun Tiga Dara ditampilkan di Festifal Film Venesia 1959 dan meraih Tata Musik Terbaik di Festifal Film Indonesia 1960, Ismail menganggap karya tersebut melenceng dari visi awalnya untuk Perfini.*




Mulai 11 Agustus 2016, Film Tiga Dara yang sudah direstorasi kembali ditayangkan di bioskop-bioskop di tanah air. Dari film ini kita bisa melihat bagaimana kehidupan di Jakarta pada masa itu.

Suasana kota yang tenang dan tidak hiruk pikuk seperti sekarang, masa 60 tahun setelahnya. Banyak tempat yang ditampilkan di dalam film itu yang mungkin juga akan kita tebak, kira-kira dimana letaknya dan bagaimana kondisinya saat ini.

Namun demikian ada suatu yang khas dari situasi yang terjadi saat itu yang masih sangat relevan saat ini. Bahwa urusan jodoh bagi perempuan adalah juga merupakan urusan keluarganya, bukan urusan pribadinya semata. Bahkan sebuah doktrin bahwa kebahagiaan perempuan itu akan lengkap jika dia menikah dan punya anak juga ada pada masa ini. Hal ini membuat saya berpikir, apakah selama 60 tahun ini, masyarakat kita tidak berubah? Maksudnya tentu saja dalam urusan jodoh itu dan segala kompleksitasnya.

Secara keseluruhan, cerita dari Tiga Dara begitu khas dan dekat dengan kita. Jadi tidak perlu berkerut kening dan sudah payah berpikir dalam menerjemahkan film ini. Film ini segar, walaupun ditonton dalam masa 60 tahun setelah waktu terbitnya yang pertama. Banyak juga adegan yang lucu menggelitik, sehingga kita terpancing untuk tertawa. 

Penonton juga akan mendapatkan kejutan karena di tengah-tengah adegan, tiba-tiba pemain menyanyi dan berjoget sesuai dengan nyanyian yang dinyanyikannya. Yaa, film ini memang film musikal. Keren pastinya.

I recomen you to watch this film on theater, as soon as possible. Ga rugi! Tontonlah sesegera mungkin sebelum film nya turun tayang yaa..



*from: https://id.wikipedia.org/wiki/Tiga_Dara

Tuesday, August 16, 2016

Kedai 1001 Mimpi: Kisah Nyata Seorang Penulis yang Menjadi TKI



Judul : Kedai 1001 Mimpi : Kisah Nyata Seorang Penulis yang Menjadi TKI
Penulis : Valiant Budi
Penerbit : Gagas Media
Cetakan I : 2011
Tebal : 444 halaman + xii


"Kita ini konon pahlawan devisa. Tapi kalau mati, ya sudah, dianggap binatang saja."
"Saya datang untuk mempertebal iman, bukan jadi mainan."
"Datang kesini itu harus siap 'dijajah'. Baik jiwa maupun raga.'
"KAMU tidak perhatikan, banyak orang MATI karena terlalu BANYAK TAHU?"

Kutipan di atas adalah beberapa kalimat yang ada di dalam buku Kedai 1001 Mimpi. Terbaca sadis, yaa?! Namun bila kita membaca buku ini secara keseluruhan, kalimat di atas tidak aneh bila sampai terlontar dari mulut mereka, para buruh migran Indonesia di Arab Saudi yang konon katanya adalah para pahlawan devisa bagi negara ini.

Buku ini saya dapatkan dari seorang temannya teman saya dalam sebuah ajang tukar buku, Buku bekas dalam kondisi masih layak baca. 
Dari pertama membuka halaman pertama dan membacanya, saya merasakan kecanduan yang teramat untuk terus membaca dan membuka halaman selanjutnya.
Tutur bahasa dan kalimat yang digunakan oleh penulis untuk menceritakan pengalaman pribadinya begitu lugas dan mudah dimengerti oleh pembaca. 

Penulisnya, Valiant Budi (@vabyo) bukanlah seorang buruh migran "biasa" menurut saya. Sebelumnya dia adalah penyiar radio dan penulis. Keputusannya untuk menjadi buruh migran Indonesia di Arab Saudi didasarkan kecintaannya akan kisah 1001 malam dan keinginannya untuk berpetualang mencoba hidup di negara lain.

Cerita dalam buku ini bermula dari perjalanan Vibi, panggilan sang penulis melamar pekerjaan di luar negeri. Proses yang panjang dan penantian yang lama sampai akhirnya dia berangkat ke sebuah kota di pinggir laut Persia dan bekerja sebagai seorang barista di sebuah coffee shop berskala internasional yang ada disana. 
Banyak nama dan tempat yang disamarkan dalam buku ini oleh penulis. Namun bagi saya, tidak susah untuk menebak bahwa coffee shop tempat penulis bekerja di Saudi adalah Starbucks.
Selama bekerja disinilah tulisan dalam buku ini bercerita. Dari mulai hari pertama yang berat, pelanggan yang ajaib, teman-teman kerja yang tak kalah ajaib dan persahabatan penulis dengan sesama orang Indonesia disana.

Banyak pembelajaran yang bisa dipetik dari membaca buku ini. Untuk orang yang terlalu mengagungkan bangsa Arab, silahkan baca dan pahamilah kalau Islam bukanlah Arab dan juga sebaliknya. Sebuah kekeliruan massal yang sering dipahami salah oleh orang Indonesia kebanyakan. 
Islam adalah agama, dan Arab serta budayanya itu berbeda. Dalam buku ini banyak dijelaskan perbedaan keduanya. Lagipula, sejak kapan Islam = Arab? 
Bahkan dalam buku ini penulis menuliskan dengan gamblang tentang berbagai macam budaya Arab yang jelas-jelas bertentangan dengan Islam. Dari mulai cerita tentang kekerasan yang dilakukan terhadap perempuan, zinah, bahkan prilaku homoseksual yang terjadi disana. Vibi-pun pernah menjadi korbannya; dari mulai supir taksi, om-om pelanggan coffee shop nya sampai orang yang tidak dikenal yang dia temui di jalan.

Hal yang menyedihkan sepanjang membaca buku ini yang saya rasakan adalah saat penulis menjelaskan bagaimana Indonesia selalu dianggap sebagai negara miskin dan hanya berisi orang-orang bodoh. 
Vibi yang berhasil menjadi supervisor pertama dari Indonesia itu dianggap ajaib karena banyak dari rekan senegaranya hanya mampu bekerja di sektor informal, menjadi PRT atau supir. 
Ada sebuah kalimat penjelasan yang dituliskan oleh penulis pada halaman 426 yang membuat saya terharu sekaligus tegas mengiyakan:
"Maaf, tapi di negara miskin saya itu, saya lebih banyak tersenyum. Tak terbeli dengan ribuan riyal. Lagi pula semua kebusukan negara saya, Indonesia, ada di negara lain, kok. Tapi keindahan Indonesia belum tentu dimiliki negara lain."

Secara keseluruhan buku ini sangat bagus untuk dibaca. Menyadarkan kita akan sisi dunia lain yang sayang nya sering kali kita terlena dengan pikiran kita sendiri tanpa tahu pasti kenyataannya. Buku ini khas, karena mengangkat sebuah hal yang serius; dunia buruh migran dan segala permasalahannya, tapi disajikan dengan gaya lugas nan kocak. 
Jika harus memberi rating dengan bintang-bintang seperti dalam aplikasi ojek online, saya akan memberikan bintang 4 dari 5 bintang yang ada.