Thursday, December 21, 2017

Review 2017

2017 akan berakhir dalam hitungan hari. Ahhh,,, ga berasa yaaa...
Makin tua aja dehh.. Hahaha..
Di saat orang-orang membuat resolusi tahun baru, saya lebih suka me-review apa saja rencana saya yang sudah berhasil saya laksanakan dan rencana apa yang perlu direvisi.
And here is it,,,

1. Alhamdulillah, thank God udah kesampean liat salju dan pegang langsung.
Sebagai orang Indonesia yang lahir dan besar di daerah tropis, ngeliat langsung salju adalah cita-cita dari dulu. Tahun ini akhirnya bisa ke Harbin dan liat festival salju. Bahkan pas di Harbin, bisa mainan lempar-lempar salju segala di taman kotanya. Ini adalah pengalaman yang berharga.
Sebelumnya udah pernah ngerasain winter di Seoul. Tapi ga sukses liat dan mainan salju kayak di Harbin. Jadi, wish list liat salju baru mulai saya hitung terlaksana di tahun ini. Bukan di tahun sebelumnya pas saya ke winter an di Seoul.

2. Sampai juga di Great Wall of China dan Museum Teracotta.
Sebagai seorang yang suka jalan-jalan, saya suka sekali melakukan perjalanan ke tempat-tempat bersejarah. Saya punya beberapa nama situs warisan dunia yang dicatat dalam UNESCO world heritage yang masuk dalam wish list tempat yang harus saya kunjungi before I die. Jadi, mengunjungi Great Wall of China dan Museum Teracotta ini menambah jumlah tempat yang sudah saya kunjungi dalam list tersebut.

3. Berhasil menambah pengalaman keluar negeri gratis dan memperbagus CV.
Alhamdulillah banget. Semoga ke depannya makin banyak lagi tempat yang saya datangi dan kegiatan yang bisa saya ikuti secara gratis. Aamiin.

Sepanjang tahun ini banyak kejadian up and down yang membuat saya berpikir kembali untuk merencanakan masa depan saya. Ada beberapa hal yang akhirnya saya pikir ulang. Mundur selangkah lalu membuat lompatan saya rasa lebih bijaksana daripada memaksakan terus maju ke depan dan nyemplung ke selokan.

Semoga tahun 2018 saya menjadi pribadi yang lebih baik daripada hari ini.
Semoga cita dan cinta yang saya inginkan di ijabah sang Pemilik Hidup ini.
Aamiin.


==============
21 Desember 2017,
Raya Tengah di saat hujan,
Di pertengahan minggu yang syahdu,
Sore menjelang pulang.

Semoga tahun depan di waktu yang sama,
Tulisan review 2018 bisa saya tuliskan dari belahan dunia lainnya.
Aamiin.


Monday, December 11, 2017

Hutang Maaf

Hai, nama saya Triana Komalasari.
Saya adalah orang yang mudah beradaptasi di suatu komunitas dimana saya berada. Karenanya, saya punya banyak teman.

Menurut teman-teman saya, saya menyenangkan. Saya ringan tangan untuk membantu melakukan sesuatu bagi mereka, pendengar yang baik, dan humoris. Sounds good yaa saya ini ☺
Bentukannya pasti OK banget!

Sekedar informasi, saya adalah manusia biasa juga. Kadang, ego saya keluar. Saya, bisa begitu selfish nya. Saya bisa tidak mau membantu orang lain. Saya bisa saja malas mendengarkan orang-orang curhat ke saya. Dan saya bisa menjadi orang yang menyebalkan, jauh dari deskripsi humoris dan menyenangkan. Walaupun hal tersebut jarannggg sekali terjadi sepanjang hidup saya, tapi itu pernah terjadi.

Ada saat ketika saya begitu menyebalkan, alih-alih berbuat sesuatu hal yang lucu, saya malah ikut serta membully seseorang. Seseorang yang tidak pernah berbuat buruk kepada saya. Seseorang yang malah kagum terhadap saya dan menjadikan saya sebagai panutannya.

Saat itu saya kesal bukan kepalang. Anak ini, yang menyebalkan menurut teman-teman yang lainnya, terus mengikuti saya dan melakukan hal-hal yang juga saya lakukan. Saya merasa terbebani olehnya. Bahkan, saya merasa terteror saat itu.

Sesungguhnya, saya menyesalinya. Namun permohonan maaf itu tidak pernah terucap karena saya tidak pernah lagi melihatnya. Ada hutang maaf yang harus saya ucapkan.

Waktu berlalu, detik bergulir terus. Dua dekade setelah kejadian itu, saya masih mencari berita tentangnya.
Bukan. Bukan untuk kembali membully nya seperti sangkaan teman-teman semuanya. Tapi untuk mengucap sebuah kata maaf yang dulu tidak pernah terucap. Saya bahkan sudah tidak punya hasrat dan tenaga lagi untuk mencela andai saja dia ada di depan muka.

Untuk sebuah kata maaf.
Untuk sebuah rasa yang pernah ada.
Untuk cerita yang tidak pernah berani saya karang akhir kisahnya.
Terimakasih sudah memaafkan. Sungguh, itu sangat berarti bagi saya saat ini.

Hari ini, 11 Desember 2017. Saya, Triana Komalasari, akan menuliskan akhir dari cerita yang pernah ada. Tidak, saya tidak mengarangnya. Tapi saya membayar lunas hutang maaf saya kepadanya.
Terimakasih telah memaafkan saya ☺