Showing posts with label family. Show all posts
Showing posts with label family. Show all posts

Tuesday, April 24, 2018

Surat untuk Calon Pengantin Anak

Jakarta, 22 April 2018


Dear adik-adikku tersayang,

Sebagai kakak, saudara yang mengetahui bahwa engkau akan menikah muda, di usia sekolahmu, aku tentu sedih. Mengapa kau korbankan masa sekolahmu untuk sebuah perkawinan, yang bahkan engkau sendiripun tidak mengetahui apa hakikat sesungguhnya.

Dek, masa kanak-kanakmu itu untuk sekolah, untuk belajar, untuk mewujudkan semua mimpi-mimpi indah dan harapan-harapan baik. Lakukan itu!

Sesungguhnya perkawinan itu bukan sebuah permainan peran yang dulu kau mainkan saat bocah. Bukan sekedar; 'aku jadi ibu, dia jadi bapak dan mereka yang jadi anak-anaknya.' Bukan, bukan permainan peran seperti itu. Perkawinan yang sesungguhnya jauuuhhh lebih rumit dari itu. Usiamu belum pada tahap yang baik untuk melakukannya. Demi kesehatanmu, demi perkembangan mentalmu.

Dek, mungkin ibu bapakmu memaksamu menikah. Kata mereka, ini demi masa depanmu. Agar kamu tidak selalu berada dalam situasi miskin yang berkepanjangan. Tahukah kamu dek, kamu masih berhak untuk tetap menjadi anak-anak. Tetap menikmati menikmati semua hal yang seharusnya dinikmati anak-anak, antara lain; pendidikan. Pendidikan itu jugalah dek yang bisa mengeluarkan kamu dari kemiskinan itu sebenarnya.
Kamu harus berjuang untuk pendidikanmu jika kamu ingin keluar dari kemiskinan. Hanya pendidikan yang mampu mengeluarkanmu dari kemiskinan, bukan perkawinan!
Perkawinan akan makin membuatmu terseret ke dalam kemiskinan yang terus menerus.
Dengan pendidikan, kamu bisa mengeluarkan dirimu dan keluargamu dari kemiskinan. Bahkan kamu bisa mengentaskan kemiskinan di masyarakatmu, daerahmu, dan negara Indonesia yang kita cintai ini.

Dek, belajar yang giat. Sekolah setinggi-tingginya. Raih dan manfaatkan semua kemampuan yang kamu bisa. Sesungguhnya dek, pendidikan adalah investasi terbaik yang bisa kamu lakukan. Investasi yang tidak ada kata merugi.

Dek, semoga surat ini bisa membuka pikiran dan cakrawalamu tentang guna pendidikan untuk masa depanmu. Semoga dengan membaca surat ini, kamu tidak menjadikan perkawinan sebagai satu-satunya jalan keluar yang bisa kamu tempuh untuk semua permasalahan hidupmu saat ini. Semoga kamu juga bisa memberikan pengetahuan untuk ibu dan bapakmu agar mereka tidak cepat-cepat menikahkanmu.

Teriring doa dan harapan-harapan baik agar kamu dapat menjadi anak bangsa yang membanggakan dan bermanfaat untuk keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.


Salam sayang dari saudara perempuanmu, yang selalu mencintaimu.
Triana Komalasari


Wednesday, October 11, 2017

Mom's Birthday

Ada kata yg tak terucap.
Ada rindu yg tak terjawab.
Dalam bait doa, semoga cinta terus tercipta.

Terimakasih Tuhan karena telah meniupkan ruh pada perempuan pahlawan ini 63 th yll.
Terimakasih karena menjadikan ia sbg ibuku.

Kini, jagalah dia seperti beliau menjagaku dulu semasa kecil.
Titip rinduku yg membuncah padanya.
Katakan jg padanya bahwa aku baik2 saja.

Terimakasih Tuhan, aku tau Engkau Maha Baik.





Friday, July 28, 2017

Lebaran 1438H journey

Ga terasa bulan Syawal berlalu, padahal pengalaman lebaran kemarin blom sempet ditulis. Hehe.. ☺

Jadi, lebaran kali ini adalah lebaran pertama di Tambun. Sebenernya biasa aja sih, sama seperti lebaran-lebaran sebelumnya. Tapi overall memang ada yang berbeda dalam lebaran kali ini. Antara lain yaitu:
- Kita solat Ied di masjid deket rumah. Iya, beneran di masjid, bukan di jalanan seperti yang biasanya dulu masih di Kebalen. Atau jaman di Cakung, di jalanan dan peron stasiun. Solat Ied disini, ga serame itu. Jadi kita bisa solat di masjid.
- Masih banyak orang yang keliling halal bihalal. Padahal tetangga disini orangnya lebih sedikit.

Lebaran kali ini juga beda karena gw dan Puspa ikutan mudik ke Malang. It means 836 km away from home. 39 jam perjalanan pergi dan 30 jam perjalanan pulang.
Capek! Pegel! Iya pake banget yang jelas. Hahaha 👀
Pulang-pulang langsung pijit. Badan udah ngejerit soalnya.✋
Actually, this is my first lebaran road trip. A very long journey.

Sebenernya waktu efektif buat jalan-jalan selama di Malang cuma 2 hari. Hahaha, iyalah. Lamaan waktu yang dipake buat diperjalanan. Gapapa dehhh, nyobain mudik lebaran jauh. Siapa tau aja nanti punya mertua yang harus disamperin pake acara mudik gini. Jadi, itung-itung belajar. Hihihii.. ☺

Hari I:
Hari ini seharian kita di museum angkut.
Selama libur lebaran, HTM ke museum angkut adalah Rp 100.000,-.
Museum ini isinya segala macam jenis angkutan dan ceritanya tentang angkutan tersebut. Yang menariknya justru di museum ini banyak spot lucu yang bisa dipakai sebagai background foto. Jadilah museum ini seperti studio foto yang sangat luas bagi para pengunjungnya.
Andai aja gw dateng pas ga musim libur lebaran kayak gini, pasti bisa dapet banyak banget foto bagus. Sayangnya ini liburan, jadinya foto gw banyak foto bom nya. Hikss...


Seharian disini puas juga sih.. Bisa narsis!
Kocaknya adalah, kita susah buat pulang. Ga nemu gocar or ojek or taksi karena macet. Grabcar harganya mahaaalll buangettt. Akhirnya kita jalan jauh dulu sebelum naik grabcar biar lebih murah. Hahaha


Hari II
Rute hari ini: kampung Tridi, Jodipan, Sengkaling Kuliner, Sengkaling Water park, Alun-alun Malang.
Rutenya muterin kota. Hahaha..

Kampung Tridi dan Jodipan ini senada sejiwa. Kampung yang dicat warna warni dan banyak gambar yang bisa dijadikan sebagai background foto. Hahaha, lagi-lagi foto, yaa
Lucunya, kampung ini dulu termasuk daerah kumuh di kota Malang. Menarik! Ini membuktikan, dengan penataan yang baik, kampung yang tadinya kumuh bisa menjadi objek wisata.


Sengkaling kuliner adalah sebuah pujasera yang dikelola oleh UMM.
Not bad. Harga murah, enak. Makan jadi puas rasanya.

Sengkaling Water Park ini sebenernya ada tempat bermainnya juga. Ga cuma kolam renang aja. Jadi disini ada kolam renang, arena bermain, mainan anak2, ayunan, jungkat jangkit, bombom car, taman, photo both, kantin, dll. Tempat wisata keluarga yang juga dikelola oleh UMM.
Sayangnya kami tidak punya waktu terlalu banyak untuk mengeksplore tempat ini. Karena tujuan kami sebenarnya memang untuk berenang.
Iya, berenang!
Hahaha, bayangin aja, dingin-dingin berenang di kolam air dingin. Giiiimaanaaa gitu.....


Setelah malam, kami melanjutkan perjalanan ke alun-alun kota Malang. Seperti yang saya sebut di atas, ini rutenya memutar. Iya, sebenernya kami salah rute. Tapiii, yaa sudahlah
Alun-alun kota Malang itu sebenernya deket dengan kampung Tridi dan Jodipan itu tadi, ketimbang dari Sengkaling.
Yaaaa, namanya kita juga turis, Jadi ga tau jalan mah sahh aja yaa..
Disini kita ga ngapa-ngapain. Kita cuma mau foto yang ada tulisannya Malang. Penting banget soalnya!
Hahaha ☺






Sunday, July 17, 2016

"Mau jadi anak E-SE-DE"

Tujuh tahun yang lalu, tanyakanlah pada adik kecilku, apa cita-citanya. Dengan lantang dia akan mengatakan "mau jadi anak esede". Maksudnya adalah, dia mau masuk SD, menjadi anak yang bersekolah di SD.
Dia jelaskan dengan detil apa yang dia inginkan, SD mana yang dia kehendaki, dan apa saja yang akan dia lakukan ketika dia menjadi anak SD.

Tahun berlalu. Tahun ini adalah tahun kelulusannya dari SD yang dia inginkan.
Sama seperti beberapa tahun sebelumnya, sejak akhir masa kelas 5 dia selalu bilang kemana dia akan melanjutkan studinya. Apa yang akan dia lakukan kelak dan berharap seperti apa dia kemudian.

Setahun berlalu. Dia terus menghidupkan mimpinya. Besok adalah hari pertama dia masuk sebagai anak kelas 7 di sekolah yang dia inginkan.

Yes, selain bangga, saya menulis ini untuk memetik pelajaran darinya. Tentang mimpi dan keinginan.
Kita, memang harus selalu menghidupkan mimpi kita. Menyatakan ke dalam kehidupan nyata kita.
Coba bayangkan bila seorang anak kecil saja mampu seperti itu, maka seharusnya kita (SAYA, tentu saja maksudnya) juga mampu berbuat seperti itu.

I life my dream like you do, sist. Caiyooo..




Monday, May 18, 2015

Pangrango Berlari

Waktu telah menunjukkan pukul 18.25 WIB dan comuter yg kunaiki baru memasuki 
stasiun Bogor. Belum berhenti, apalagi membuka pintunya dan mempersilahkan para penumpangnya turun.

5 menit lagi jadwal KA Pangrango yg akan kunaiki datang. Jantungku sudah berdebar keras dari satu jam lalu. Saat menunggu comuter ini di stasiun Manggarai.

Sakit kepalaku karena memburu waktu. Sekarang posisiku sudah di depan pintu comuter. Siap menghambur keluar begitu comuter berhenti. Tapi membayangkan kurang dari 5 menit harus transit dari stasiun Bogor ke stasiun Paledang, membuat lututku gemetaran.

Pintu comuter terbuka. Aku menghambur keluar. Berlari menuju pintu keluar stasiun. Berhenti sebentar untuk bertanya pada security, mana jalan tercepat ke stasiun Paledang. Pilihannya adalah, memutar dan menambah lebih dari 200m perjalanan, atau memangkas 200m perjalanan tsb namun menaikin JPO. JPO tsb sudah pasti tinggi. Pastinya butuh usaha lebih dan juga waktu untuk menaikinya dan menuruninya. Kali ini aku pilih pilihan kedua. 

Naik JPO ini menguras tenagaku. Ketika turun dan harus berlari di jalan datar, kakiku sepertinya sudah tidak mampu. Gemetar. Tapi untuk menyerah di beberapa meter terakhir rasanya bukan pilihan bijak.
Tepat di belokan terakhir sebelum masuk stasiun Paledang, KA Pangrango yg akan kunaiki datang dari arah berlawanan. Dengan sisa tenaga yg ada, aku terus berlari.

Hmfff.. Detik-detik terakhir boarding passes!

Akhirnya, perjuangan beberapa jam terakhir selesai. Pencapaiannya adalah, aku berhasil duduk manis di dalam KA Pangrango dengan bercucur keringat di sekujur tubuh. Jantung berdetak lebih cepat dari biasa. Kaki gemetar tak menentu. Dan tentu saja kesenangan hati yg tak kepalang krn akan camping di Curug Sawer, Sukabumi dengan adik dan kakakku.
It's family time, baby.... :*

Thursday, March 06, 2014

Kusebut Namamu, Ibu

Ibu, engkau adalah sebuah kisah tentang malaikat yang tidak akan pernah selesai kami ceritakan.
Cintamu adalah bait-bait doa yang selalu engkau sampaikan pada Tuhan saat hening, saat diam.

Ibu, engkau adalah kecantikan alami semesta raya.
Engkau adalah cermin kehidupan.
Lewat senyummu aku mengerti arti perjuangan.

Ibu, rinduku merambati jarak yang menjejak di udara.
Rindu untuk selalu berdekatan denganmu, tak lagi diijinkan oleh dimensi ruang dan waktu.
Kiranya, doaku yang terlantun menembus awan itu, sudahkan mengetuk pintu surga dan mengecup keningmu?

Ibu, dibentang garis cakrawala senja kali ini, ijinkan aku memohon pada Sang Pencipta agar di sisa hidupku ini hanya menjadi doa untukmu.

Wednesday, December 11, 2013

11 12 13

Dear Ibu,

12 tahun berselang setelah kepergianmu
Ternyata aku tidak dapat melupakanmu
Setiap waktu aku selalu saja rindu
Bahkan makin merindu tiap putaran detik berlalu

Setiap hal yang mengingatkan aku padamu selalu membawa kembali kenangan itu
Saat aku masih jadi putri kecilmu

Bu, andai saja aku dapat memutar waktu
Aku akan putar kembali waktu ke masa dimana kau masih bersamaku
Aku akan merayu di pangkuanmu untuk diperbolehkan terlelap disana

*suatu senja di balik meja kantor saat merindukanmu


Wednesday, January 02, 2013

Going Home





kadang, 
ketika kau mengeluh atas apa yang kau alami, 
atas kegalauan dalam kehidupanmu, 
atas situasi tidak mendukungmu sama sekali, 
atas ketiadaan teman yang seharusnya menjadi teammu, 
atas cinta yang tidak pernah berpihak kepadamu,
dan atas semua hal yang menimbulkan keputusasaanmu, 
kau tak tahu kemana harus melangkahkan kaki.


padahal,
kapan pun kau kembali, 
mereka selalu merengkuhmu hangat--tanpa kau minta.. 

keluarga, 
ya, begitulah orang-orang biasa menyebutnya.. 


ketika langkah tak tentu arahnya, 
pulanglah.. 
ke tempat akarmu tumbuh.. 


ada cinta di sana.. 


tak bersyarat..