Saturday, January 30, 2016

Long Trip

Saya tinggal di Bekasi? Hal ini juga sudah diketahui hampir oleh semua orang yang mengenal saya. Bahkan banyak diantara mereka yang suka bergurau bahwa sayalah sang pemilik Bekasi. hahaha... Ya, ini seolah hanya sayalah warga Bekasi yang ada di muka bumi yang dikenalnya :P

Bekasi adalah sebuah kota satelit penyangga ibu kota Jakarta. Sebagian besar penduduknya bekerja di Jakarta. Begitupun saya. Bahkan dulu ketika sekolah dan kuliahpun, saya menjadi separuh Jakarta. Hal ini karena terlalu banyak waktu yang saya habiskan di ibu kota. Banyak yang bilang, sehari-hari "tua di jalan". Ya, bagi saya itulah seninya hidup ini.

Sebagai contoh, teman yang kost di sekitar kantor, hanya punya satu sampai dua kejadian yang bisa dia ceritakan dalam perjalanan ke atau dari kantor menuju kost-nya. Satu kejadian adalah tentang ketemu tetangga nyinyir yang kepo bertanya kemarin kemana hingga pulang larut malam. Kejadian lainnya adalah ketemu tukang bubur ayam tapi gagal sarapan karena sudah kehabisan. Bandingkan dengan saya yang menempuh kurang lebih 72 km setiap harinya dalam perjalanan pergi dan pulang kantor. Jarak ini belum ditambah bila pulang kerja mampir dulu menjauh dari Bekasi untuk bertemu kawan lama.

Scene pertama ketemu ibu-ibu yang ramai menyapa sambil tetep ngeriung depan abang tukang sayur. Scene kedua sapa menyapa dengan bapak satpam depan kompleks yang kadang sering berubah menjadi ibu kepo seperti cerita teman saya di atas. Scene ketiga seputar macetnya jalanan di depan pasar. Kadang scene ini bisa menjadi sebuah episode tersendiri jika ada kejadian-kejadian luar biasa seperti ban pecah, kecelakaan lalu lintas, atau hal-hal extra ordinary lainnya yang tidak secara rutin muncul. Lalu ada scene berbincang sejenak dengan abang parkir. Ada scene milih gerbong comuter yang lumayan lega biar bisa bobok santai. Scene ini bisa ada scene tambahan bila saya ketiduran di comuter lalu terlewati stasiun turunnya. Yahhhh, namanya juga manusia yaa, bisa aja khilaf kan yaa.. ;)
Lanjut scene ngojek melewati jembatan yang pernah putus karena banjir. Lalu scene lain-lainnya yang bisa saja muncul tanpa masuk dalam skenario sebelumnya.

Yaaaaa, memang panjang. Dan disitulah seninya menjalani kehidupan :D

Saya adalah penyuka travelling? Ya, saya sudah banyak yang tahu akan hal itu. Walau jumlahnya mungkin tidak sebanyak mereka yang tahu kalau saya tinggal di Bekasi :P

Sebagai penyuka travelling, bandara sepertinya adalah salah satu akses wajib yang harus didatangi bila akan bepergian. Maka kejadian ga kalah seru dan ga kalah panjang bisa saja tertulis disini. Hehe ;)

Bandara Sukarno Hatta itu letaknya di Cengkareng, Tangerang, Banten. Sebuah kota satelitnya Jakarta yang lainnya. Tangerang ini letaknya di barat Jakarta, berseberangan dengan Bekasi yang letaknya di timur Jakarta. Jadi secara cepat bisa dijelaskan kalau perjalanan saya dari rumah ke bandara adalah dari timur ke barat dan membelah Jakarta. Melewati tiga kota dan tiga propinsi. Yesss, ga salah baca kokk..
Saya memang menulis melewati tiga kota dan tiga propinsi!

Epic-nya adalah jika perjalanan yang saya lakukan itu merupakan penerbangan malam. Ya, saya sering melakukan penerbangan malam. Hal ini saya lakukan biasanya untuk memperpendek cuti. Jadi pada hari H, saya bekerja terlebih dahulu lalu baru pada malam harinya saya memulai perjalanan. Timur ke selatan. Ya, saya bekerja di selatan Jakarta. Lalu dari selatan ke barat. Menempuh jarak puluhan kilometer. Membawa koper atau ransel dan sejuta harapan. #eeaa #tsahhh

Yes that's the point. Bagi saya perjalanan adalah tentang pencapaian harapan dan merayakan kehidupan. Karena bagi saya kehidupan ini memang harus dirayakan. Jadi, sejauh apapun perjalanan, sesungguhnya perjalanan terjauh adalah perjalanan untuk pemenuhan harapan dan perayaan kehidupan itu sendiri.
#letscelebrateourlife

Friday, January 15, 2016

New me

Januari selalu menjadi saat yg tepat utk membuat sebuah resolusi. Bagi saya, bukan hanya karena Januari adalah bulan pertama dlm hitungan kalender, tapi juga karena di bulan inilah saya memulai hidup di usia yang baru.

Resolusi bagi saya adalah rencana, harapan, keinginan saya yg saya harapkan dapat terwujud pada tahun tsb.
Setiap tahunnya, selalu ada resolusi baru yang saya tambahkan dalam resolusi tahun sebelumnya. Penambahan item sebanding dg item yg sukses dilaksanakan pada tahun sebelumnya.

2015 sudah berganti. 2016 sudah berjalan selama 15 hari. Tapi belum ada resolusi tahun baru yg saya buat.

Bingung menentukan resolusi?
Sepertinya tidak!
Saya masih memiliki banyak harapan dan keinginan serta rencana-rencana hebat yg harus dilakukan agar keinginan tsb bisa terwujud.
Satu hal yang jelas mengapa saya tidak menuliskannya karena saya hanya ingin menjadi "seseorang yang baru" dengan semua yang terjadi di dalam kehidupan saya di usia yang baru ini.