Thursday, March 08, 2018

Bercerita Kisah Cinta antara Cinta-Rangga dan Tita-Adit

Dua tahun yang lalu akhirnya AADC2 tayang, setelah 14 tahun kemunculan AADC. Pada masanya, pasangan Cinta dan Rangga ini selalu sukses bikin anak remaja seusiaku dulu baper. Bahkan tidak jarang remaja putri menjadikan Rangga sebagai salah satu kriteria cowo pilihannya.
Setelah AADC2, banyak yang kembali bernostalgia dengan kisah cintanya Cinta dan Rangga. Bahkan saya dan beberapa teman SMA sampai melakukan perjalanan ke Jogya guna melakukan napak tilas pertemuan kembali Cinta dan Rangga. So insane but fun, haha.. 

Back then, film AADC2 saya tunggu dengan penasaran yang teramat sangat ternyata tidak terlalu sukses memenuhi perasaan cinta yang membuncah seperti zaman saya SMA saat menonton AADC pertama kalinya.
Hmmm,, sempat berpikir apakah karena saya bukan lagi remaja naif?
Terlepas dari semua perkiraan yang sempat bersliweran, film tersebut sukses membawa nostalgia masa remaja. Dan nostlagia akan Jogya dan genk nya Cinta tentu saja.

2 tahun berselang, akhirnya muncullah Eiffel I'm in Love 2. Sebuah film yang dulu tayang ga jauh berselang dari penanyangan AADC. Juga sama-sama sukses menjaring penonton remaja. Film-film ini memang termasuk dalam jajaran film bagus dalam kebangkitan kembali perfilman Indonesia yang sebelumnya sempat mati suri lama.

Berangkat dari keinginan untuk nostalgia, hal yang sama yang terjadi saat kemunculan AADC2, maka saya akhirnya menonton Eiffel I'm in Love 2.
Berbeda dari AADC2, saya sempatkan untuk nonton AADC sebelum menonton AADC2, saat menonton Eiffel I'm in Love 2 ini, saya tidak mendahuluinya dengan menonton film Eiffel I'm in Love terlebih dahulu. Jadi, ada beberapa tokoh yang harus saya ingat-ingat kembali keberadaannya di film sebelumnya. Untungnya ingatan saya masih dalam kondisi yang baik. Hehe...


Dari segi acting kedua pasangan ini tentu saya lebih mengidolakan pasangan Cinta Rangga. Tidak ada alasan, lebih karena saya mengidolakan keduanya sejak lama saja sebenarnya.
Namun dari keseluruhan cerita film nya, dimana keduanya sama-sama merupakan kelanjutan dari film dengan judul yang sama belasan tahun sebelumnya, saya lebih menyukai film Eiffel I'm in Love 2.

Ada cerita yang lebih kuat mengapa Tita dan Adit masih mempertahankan kisah cinta mereka walau jarak dan waktu terentang begitu jauh. Alasan mengapa belum juga menikah sampai 12 tahun berselang setelah mereka mulai berpacaran juga masuk akal. Ada kisah perjuangan cinta dan saling pengertian yang sangat besar diantara keduanya. Walau pertengkaran kocak khas mereka masih ada di film lanjutannya.
Bahkan saat Adit mengatakan belum bisa menikahi Tita tahun ini, alasannya pun saya pahami dan saya maklumi.

Dalam kisah cinta Cinta dan Rangga, ada alasan yang bagi saya tidak bisa diterima akal mengapa mereka berdua putus begitu saja setelah 5 tahun kisah cinta LDR mereka. Bahkan bagi Cinta dan genk nya, alasan Rangga meninggalkan Cinta dan menimbulkan luka berkepanjangan di hati Cinta pun tidak bisa serta merta mereka terima begitu saja. Lucunya (disini yang menurut saya tidak masuk akal), betapa Cinta yang begitu terluka, akhirnya dalam kisah sehari semalam saja di Jogya, dia bisa mengubah keputusan hidupnya.
Cinta bahkan meninggalkan tunangannya dan pergi ke New York menyusul Rangga. Hmmm,, kelemahan khas perempuan kentara disini. Entah mengapa, saya malah tidak menyukainya.

Terlepas dari semua opini yang saya tuliskan di atas, saya menyukai keduanya. Kedua film ini memberikan perasaan nostalgia yang menyenangkan. Film ini saya rokemdasikan jika ada yang menanyakan, film romantis apakah yang harus ditonton.

Tulisan ini murni opini saya sebagai penikmat film. Saya bukan reviewer profesional yang memang bertugas mengomentarinya. Jadi, silahkan saja bila ada pendapat lain selain ini. Sesungguhnya film-film ini memperkaya khasanah perfilman Indonesia. Jadi tontonlah agar film Indonesia bisa berjaya di negaranya sendiri :)