Tuesday, January 24, 2017

Feel Free to Get Lost, One Day in Xi'an

Bagi saya pribadi, setiap perjalanan yang saya lakukan adalah sebuah petualangan. Bahkan untuk perjalanan ke suatu tempat yang sudah pernah saya lakukan sebelumnya pun, akan menjadi sebuah petualangan. Hal ini bisa jadi karena beda travel mates, atau beda lokasi tujuan walau masih di satu kota yang sama.

Jangan bayangkan petualangan ala Indiana Jones di film nya. Petualangan bagi saya cukup keluar dari rutinitas harian dan mengalami hal baru. Hal baru inilah yang biasanya jadi mendebarkan. Sesuatu yang mendebarkan bagi saya sudah sama sensasinya dengan berpetualang seperti dalam gambaran orang-orang.

Dalam perjalanan saya belum lama ini, ada satu hari saya punya waktu sendirian. Hal ini karena ada satu lokasi yang sangat ingin saya kunjungi yang tidak dikunjungi oleh teman seperjalanan saya. Jadilah hari itu saya berpetualang sendirian mencari Terracotta Museum.

Perjalanan menemukan Terracotta Museum menurut saya cukup menegangkan. Bayangkan, saya berada di suatu tempat yang bahasanya tidak saya mengerti sama sekali, baik lisan maupun tulisan. Mereka pun tidak mengerti bahasa yang saya ucapkan. Bahkan ketika saya berbicara dalam bahasa Inggris pun, susah sekali menemukan orang yang mengerti apa yang saya tanyakan, begitupun sebaliknya; susah sekali saya mengerti apa yang mereka maksud. Ahhh rasanya saya lost in translation.
Saat itu saya juga tidak bisa mengandalkan google map sama sekali. Google diblokir oleh pemerintah China.
Saya mengandalkan hasil screenshoot HP teman saya yang dikirimkannya melalui what's app. Isinya mengenai rute perjalanan yang dituliskan oleh orang-orang yang sudah pernah ke Terracotta Museum

Permasalahan bermula dari semua data yang terkirim adalah dalam bahasa Indonesia, padahal stasiun dan terminal yang saya tuju, ditulis dalam huruf China dan mereka punya penamaan sendiri dalam bahasa mereka untuk menyebut Terracotta Museum itu. Perlu diketahui, mereka menyebut Bing Ma Yong untuk Terracotta Museum.

Dalam petunjuk, saya harus ke Xi'an Railway Station lalu mencari pemberhentian bis no 5 (306). Bis inilah yang akan membawa saya ke Terracotta Museum. Simple yaa?
Tapi kenyataannya tidaklah se-simple itu.
Yaaa, karena saat saya sudah di dalam metro subway, ga ada yang tau dimana Xi'an Railway Station. Boro-boro untuk menanyakan lokasi bis no 5 (306) itu?
Pencarian ini makin sulit karena orang-orang yang ditanya tidak mengerti apa yang kita tanyakan, dan kita pun tidak tau apa yang mereka maksud. Seperti yang saya jelaskan di atas. Dalam kasus saya, saya sampai diantar oleh salah seorang penjaga di stasiun ke pos informasi, dimana disana ada yang bisa bahasa Inggris, tentu saja. Saya pun dituliskan huruf-huruf dalam tulisan China, sehingga saya dapat menunjukkan tempat yang dimaksud oleh saya pada orang yang saya tanya. Atau saya dapat menyamakan tulisan tersebut pada papan informasi yang ada.
Alhasil, setelahnya saya seperti seorang pramuka yang mencari jejak.

Dalam mencari jejak ala saya, saya juga mengandalkan feeling dan kebiasaan orang. Jadi, memperhatikan kebiasaan orang itu ternyata bisa berguna juga. Memperhatikan orang itu ga melulu kepo, hehe..

Dibawah ini saya akan memberikan tips dan arahan arah yang menurut saya mudah untuk diikuti oleh orang yang akan mencari  Terracotta Museum, bahkan jika petunjuk ini dipakai dengan benar, bisa jadi ga perlu bertanya lagi pada penduduk sekitar. Karena bertanya disini pada akhirnya bisa membuat kita pusing menterjemahkan apa yang mereka maksud.

Dari lokasi dimanapun kamu berada di kota Xian, carilah stasiun subway terdekat dan pergilah ke Wulukou. Wulukou yaa, bukan Xi'an Railway Station.
Wulukou ini berada di dalam jaringan metro subway line 1, sedangkan Xi'an Railway Station itu adalah stasiun untuk kereta jarak jauh, kereta keluar kota. Jadi, itu adalah 2 lokasi yang berbeda yaa.. Jangan sampai salah yaa..
Kalau kamu pengguna commuter line, kamu sudah akan familiar dalam pencarian jalur dan menemukan stasiun yang saya maksud. Kalau kamu tidak familiar dengan sistem jalurnya, ingatlah kalau Wulukou ini ada di line 1 (berwarna biru). Jadi jangan sampai salah jalur dan warna
Di bawah ini, ada tulisan Wulukou dalam tulisan China. Bisa dicocokkan untuk memastikan kamu berada di stasiun yang benar.



Ketika sudah sampai di Wulukou, perhatikan pintu keluarnya. Kita ambil exit D, ke arah Xi'an Railway Station. 
Mengambil exit D itu adalah yang paling simple untuk menuju terminal bis yang akan kita tuju. Setelah keluar dari exit D, kita perlu berjalan kurang lebih 200m lagi.
Kemana kita harus berjalan? Dari 8 penjuru mata angin, mana yang harus dipilih? Nah,, saat itu saya mengandalkan feeling saya untuk menentukan kemana saya harus melangkah. Saya, mengikuti mereka yang membawa koper dan mereka "yang terlihat akan pergi jauh". Yaa, karena kita menuju terminal bis dimana terminal tersebut berada di depan Xi'an Railway Station, dimana orang akan pergi keluar kota, jadi hal yang paling mudah untuk menentukan kemana saya melangkah adalah mengikuti mereka-mereka itu.



Setelah sampai di terminal bis, masuk dari pintu utama lalu belok kanan dan lurus saja. Tidak lama setelah belok kanan itu, akan terlihat pemberhentian bis seperti dalam gambar di bawah ini.
Naik saja, bayarnya nanti di atas. Bis ini harga 7 Yuan untuk sampai di Terracotta museum. Paling murah diantara bis-bis lain disitu yang menuju Terracotta museum juga.


Selamat Berpetualang!!


Monday, January 16, 2017

I'm getting older

Today, I'm getting a year older. 
Actually, I'm getting older everyday, every time. 
Because time is moving and never waiting me to be ready for it. 

No matter if I'm to be old. 
The most important is, I live my life and always to be loved.
My life with thousand blessing.
My life with full of happiness.

Thanks to Allah Almighty for everything I have, 
for everything I had and for everything I will have.

I have so many list for my dreams ahead.  
But, I don't have any special request for my life.
Just wanna trying to be a better person everyday.
And accept all of my destiny.


Thursday, January 12, 2017

La La Land (Film)

This is my first film that I watched in 2017.
A film with my name.
A film that can makes me think again about my future. How should I do the best choosing for lives my dreams on. 

La La Land is a 2016 American romantic musical comedy-drama film written and directed by Damien Chazelle and starring Ryan Gosling, Emma Stone, John Legend and Rosemarie DeWitt. The plot follows a musician and an aspiring actress who meet and fall in love in Los Angeles. The film's title is a reference both to a nickname for the city of Los Angeles and to the idiom for being out of touch with reality. La La Land had its world premiere at the Venice Film Festival on August 31, 2016, and was released in the United States on December 9, 2016, by Summit Entertainment.*

Film ini berkisah tentang dua orang, perempuan dan laki-laki yang sama-sama memiliki mimpi besar di dalam hidupnya. Si perempuan untuk menjadi artis terkenal, si laki-laki dengan mimpi untuk memiliki sebuah club jazz yang ramai pengunjung, diminati semua orang dan mampu menghidupkan kembali musik jazz yang menurutnya sudah mulai sekarat. Orang-orang biasa dengan mimpi yang luar biasa.

Dalam pertemuan-pertemuan yang tidak disengaja, akhirnya mereka menjadi sepasang kekasih dan saling menyemangati untuk menghidupkan mimpi-mimpi mereka. Mimpi besar yang untuk sebagian orang menjadikan mereka seperti orang yang aneh, terlalu menghayal dan berlebihan. Tapi itulah hidup, kita akan lebih hidup ketika kita bermimpi dan berusaha mewujudkan mimpi kita tsb. Mimpi pulalah yang terkadang mampu untuk membuat kita bertahan walaupun keadaan sudah sangat sulit, bahkan hampir mustahil.

Kisah berlanjut, sampai pada ending film, dimana mereka mampu mewujudkan mimpi mereka masing-masing. Yaaa, mimpi untuk menjadi artis terkenal dan pemilik club jazz yang banyak peminatnya.
Happy ending untuk semua, kecuali untuk kisah cinta mereka.

Banyak pelajaran berharga bisa dipetik dari film ini. Tentang bagaimana seharusnya membina hubungan, mendewasa bersama pasangan, bukan malah saling menyalahkan dan mengecilkan.
Tentang bagaimana menghidupkan mimpi, membakar semangat untuk tetap mampu berdiri ketika semua orang bersekongkol menjatuhkan kita. Ketika memaknai hidup akan lebih bermakna saat kita bisa saling mendukung.

Menurut saya, film ini layak untuk ditonton. Dengan cerita yang saling menjalin dan kuat, penjiwaan karakter para pemain, serta hal lainnya, tidak heran film ini memenangkan banyak penghargaan.
And because of that, I think I don't need to makes reviews more longer than this because you should watch this film by yourself. 
Enjoy!


*https://en.wikipedia.org/wiki/La_La_Land_(film)

Wednesday, January 11, 2017

2017 Spirit

It's 2017!
New year, new hope. The most importhan thing is, I'm still alive and survive!

Tahun baru bagi saya bukan sesuatu hal yang istimewa.
Sama saja seperti pergantian hari di hari-hari biasanya.
Yang membedakannya, ada ritual ganti kalender.
Sudah itu saja, cukup!

Namun selain itu, tahun baru bagi saya juga berarti saya akan semakin tua.
Iya, tua secara fisik.
Itu juga berarti jatah hidup saya di dunia ini akan semakin berkurang.
Begitulah takdirnya.

Tahun ini akan ada double angka tiga.
Bukan usia yang terbilang muda.
Walau belum pantas dikatakan mapan dan dewasa.
Setidaknya, saya akan selalu berusaha kesana.

Alhamdulillah, Thanks God. All praise is to Allah.

Tak kurang rezki yang Dia berikan kepada saya.
Bahkan untuk rezki yang terus diberikan kepada saya, tanpa saya pinta.
Terimakasih juga untuk semua nikmat yang tak terkira.
Tak dapat saya hitung walau sampai ribuan purnama.
Sekiranya saya hanya mampu membalasnya dengan syukur.

Menapaki tahun baru kali ini, saya ingin memulainya dengan spirit baru.
Spirit 2017!
Menjajaki hari-hari dengan usaha sekuat tenaga untuk menjadi manusia yang lebih baik.
Bukan sempurna, karena sesungguhnya memang tidak ada yang sempurna kecuali Dia.
Hanya menjadi lebih baik setiap harinya.
Termasuk juga menghidupkan mimpi-mimpi yang ada.
Menjadikannya nyata di dalam kehidupan yang saya jalani saat ini.
Menambahkan kembali nafas perjuangan seperti yang dulu selalu saya hembuskan dalam masa remaja belia.
Dan kembali, mengharapkan keridhoanNya agar mengabulkan semua asa dan doa.
Jika memang itulah yang terbaik untuk saya menurutNya.



Jakarta, 11 Januari 2017