Tuesday, March 18, 2014

Masih untuk dia

Titip dia ya Allah,
Jaga dia seperti Engkau menjaga ku
Selalu sabarkan dia,
Bangunkan dia ketika adzan subuh Mu memanggil.
Karena setiap hari hati ingin sekali bertanya, bagaimana ia bisa memulai hari jika melewatkan subuhnya?

Ingatkan dia untuk pulang ke rumah saat maghrib Mu berkumandang
Dekap dia dalam sujudnya sebelum tidur
Biarkan dia terjaga dalam tahajjudnya di malam hari hanya untuk meminta petunjuk Mu.
Dan ketika meragu, bisikkan kepada nya untuk segera beristikharah.
Karena sungguh aku tidak bisa menjangkaunya

Jadikan dia pribadi yang hebat yang bisa menguatkan aku kelak...
Jadikan bahunya satu-satunya tempat aku bersandar...
Jadikan tangannya satu-satunya yang menghapus air mataku..
Jadikan dekapannya yang paling menenangkan aku..
Jadikan dia Ayah yang hebat bagi anak-anak ku kelak..

Lalu aku mohon, ya Allah..
Kuatkanlah kedua tangannya untuk mencari rizqi Mu..
Jangan ganti senyum manisnya dengan amarah, karena disitulah separuh kekuatanku

Meski mungkin sekalipun aku belum pernah mengenalnya,
meski hatiku menerka-nerka wajahnya, warna bola matanya, dan siapa namanya.
Entah dia datang dari masa lalu atau memang benar-benar orang yang baru yang akan aku kenal..
Katakan kepadanya, aku menunggunya...
Selalu dalam tiap sujudku, aku mendoakannya...

Sampaikan salam ku untuk dia yang akan mendampingiku kelak, ya Allah.
Untuk dia yang nantinya hanya satu-satunya lelaki yang aku cintai dan mencintai aku.

Katakan kepadanya, bahwa setelah mendoakan kedua orang tuaku dan keselamatan diriku, doaku tak pernah putus untuknya..
Dalam hajat ku, istikharah ku, juga tahajjudku..
Aku menunggu imam hatiku menemukan aku.
Dia satu-satunya lelaki yang selalu aku doakan untuk menjadi pendamping hidupku...
Ya Allah, jangan pernah bosan mendengarkan doa hamba, yang masih untuk dia.



*a poem from my friends

Thursday, March 06, 2014

Kusebut Namamu, Ibu

Ibu, engkau adalah sebuah kisah tentang malaikat yang tidak akan pernah selesai kami ceritakan.
Cintamu adalah bait-bait doa yang selalu engkau sampaikan pada Tuhan saat hening, saat diam.

Ibu, engkau adalah kecantikan alami semesta raya.
Engkau adalah cermin kehidupan.
Lewat senyummu aku mengerti arti perjuangan.

Ibu, rinduku merambati jarak yang menjejak di udara.
Rindu untuk selalu berdekatan denganmu, tak lagi diijinkan oleh dimensi ruang dan waktu.
Kiranya, doaku yang terlantun menembus awan itu, sudahkan mengetuk pintu surga dan mengecup keningmu?

Ibu, dibentang garis cakrawala senja kali ini, ijinkan aku memohon pada Sang Pencipta agar di sisa hidupku ini hanya menjadi doa untukmu.