Tuesday, October 26, 2010

Buat Yang Mempertanyakan Kenapa Masih Single


Sering banget lo2 yang masih pada lajang ::termasuk gw:: merasa bosan sekaligus sebal saat ditanya, "Mana nih gandengannya?", "Apa kamu nggak bosan sendirian?", "Kapan menikah?", "Jangan terlalu santai, ingat kamu sudah umur berapa, kamu sadar nggak?" Mungkin lo pengen banget teriak, "So what gitu loh?!!" Mulai dari teman-teman, orang tua, saudara, seakan-akan tidak pernah puas "neror" dengan pertanyaan-pertanyaan yang sama. Acara kumpul keluarga besar atau reuni sekolah yang seharusnya menyenangkan menjadi satu ajang yang kadang malesin, atau bahkan menjadi satu kegiatan yang paling dihindari.

Kesel pasti,,sebenarnya ini hidup gw apa hidup mereka, sih? Kalau seandainya sesegera mungkin menikahpun dan nantinya terjadi kekacauan dalam rumah tangga itu kelak, apakah mereka mau bertanggungjawab untuk itu? Selain itu, pikirin jg hal-hal lain yang lebih penting untuk dikejar. Status lajang berarti kebebasan, tanggung jawabpun hanya terbatas pada diri sendiri. Yah,,terkecuali utk kasus2 tertentu yahhh..

Ga jarang jg sih pasti jadi kepikiran, "Aku nggak jelek-jelek amat, kenapa nggak ada yang tertarik?", "Apa ada yang salah denganku?", "Mungkin aku harus menurunkan standarku tentang calon pasangan...", "Kenapa aku tetap sendirian sementara teman-temanku sudah menikah dan bahkan ada yang sudah punya anak?", "Single sebenarnya enak juga, tapi kadang aku kesepian...". Walau sebagian tetep ga mau mengakui kalau mereka pernah berpikir seperti itu. Tapi tidak ada yang salah dengan mengakuinya, karena dengan berterus terang, lo jd bisa cari penyebabnya kenapa dan segera menemukan jawabannya. Bukan begitu?

Apakah Anda ditakdirkan untuk menjadi lajang selamanya?


Budaya dan tradisi yang ada di masyarakat ikut menentukan persepsi tentang seperti apa kehidupan yang "utuh" itu. Persepsi ideal yang umum menggambarkan seorang pria dan wanita yang menikah dan membentuk sebuah keluarga. Lantas bagaimana dengan yang masih belum hidup "utuh"? Apakah memang ditakdirkan untuk tetap single?

Kadang hal itu menjadikan kita terus bermimpi dan terlalu berfokus pada diri sendiri. Kita terus bertanya-tanya pada Tuhan tentang keadaan ini. Padahal seluruh kehidupan ini tidak hanya berfokus pada diri kita, ada banyak sisi-sisi kehidupan yang mungkin terluput dari pandangan kita selama ini. Saat kita memutuskan untuk menyambut, mensyukuri dan menikmatinya, jawabannya kita temukan selagi dalam perjalanan itu.

Kriteria pasangan hidup dan pernikahan

Jujur saja, pastinya kita memiliki kriteria tentang pasangan ideal yang akan hidup "happily ever after" bersama, juga kriteria tentang kehidupan pernikahan yang ideal. Masalahnya, seberapa besar keyakinan kita akan "kekuasaan" untuk "menciptakan" sosok pasangan ideal dan pernikahan ideal itu? Dan bagaimana kita tahu apakah standar dan harapan itu memang yang sepantasnya atau terlalu tinggi atau terlalu rendah?

Jangan bayangkan bahwa suatu saat nanti seseorang akan datang dan mewujudkan semua harapan tsb, itu tidak adil. Bagaimanapun juga, pernikahan menyatukan dua manusia, keberhasilan pernikahan pun juga ditentukan dan dibangun oleh dua manusia yang bersatu tsb. Jangan hanya menuntut pasangan yang tepat, tetapi jadilah seorang pasangan yang tepat!

Aku bahagia kok dengan status lajangku!

Kalimat tsb di atas adalah penyangkalan terhadap kenyataan bahwa kadang kita merasakan kesepian, kadang kita juga ingin punya pasangan, dan sadar atau tidak justru hal tsb akan membangun tembok, bersikap menutup diri dan menunjukkan bahasa tubuh atau sinyal kalau kita bisa melakukan semuanya sendiri dan tidak membutuhkan seorang pasangan dalam hidup.

Walaupun mungkin hal itu kita lakukan karena gerah dengan pertanyaan mereka, setidaknya bersikap jujurlah, dan suasanapun akan jadi lebih santai. Kalau kita berlagak seperti orang yang mampu mengatasi semuanya, bisa jadi justru akan membuat orang yang tertarik pada kita jadi mundur teratur. Ga mau kan pastinya??

Lalu bagaimana seharusnya bersikap? Tentu saja kita tidak ingin terlihat terlalu berharap, terlalu agresif atau terlalu defensif. Semuanya dimulai dari kejujuran kepada diri sendiri, karena apa yang terjadi di dalam diri itulah yang akan terlihat dari luar.

Jadilah diri sendiri dan nikmati hidup

Banyak wanita yang telah menggantungkan kebahagiaannya pada seorang pria yang akan datang dalam kehidupan mereka, dan mereka berpikir mereka tidak akan pernah bahagia sebelum pria itu datang. Mereka menunda membuat keputusan-keputusan penting dalam hidup mereka karena menunggu datangnya sang pangeran. Dan saat yang dinanti tak kunjung tiba, mereka tenggelam dalam pikiran-pikiran dan emosi-emosi yang tidak sehat. Mengapa harus menunggu seseorang atau sesuatu untuk berbahagia?

Mulailah berhenti bertanya tentang pasangan hidup kepada Tuhan dan mulai bertanya tentang apa tujuan penciptaan kita serta apa yang seharusnya kita lakukan, maka kita akan melihat dan menemukan bahwa karunia-karunia dan keunikan yang ada pada kita memang punya maksud yang spesifik. Kebahagiaan tidak bergantung pada ada atau tidaknya seorang pria atau wanita yang spesial.

Note :
Sbnrnya ini adalah kumpulan nasehat yg gw dapet dr temen2, sodara2 yg ngerasa kasian liat gw yg ttp jomblo smpe hari gini..tp yah itu td,,nikmatin hidup aja..
coz show must go on, with or without your lover.. ^__^

2 comments:

  1. wuuiihhh gile postingan pertama lho bookk hihihii
    sabar sabar sabar ikhlas dan tetap gerilya yeee..
    God must have reason dan akan indah pada waktunya

    XOXO :)

    ReplyDelete
  2. yoiiii! this is my 1st post di blog ini..udh lama ga ngeblog, bingung neng nu nulis apa..curhat aja denggg jdnya..hahaha.. :D

    sll percaya klo Allah itu udh siapin yg terbaik buat hambaNya, sesuai kebutuhannya, tepat pd waktunya..
    jd gw tgl nunggu aja kan?? dan ttp bergerilya pastinya.. ;)

    ReplyDelete